Alat
Musik Sasando
A.
Sejarah
Sasando
Pulau
Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan tempat asal usul alat musik
sasando. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote,
sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi.
Bagi
masyarakat Pulau Rote, alat musik tersebut sangat dikenal sebagai musik
keseharian. Alat musik itu berbahan baku daun pohon lontar. Di Pulau Rote,
pohon lontar pada saat ini bukan saja dijadikansumber kehidupan karena
menghasilkan tuak, sopi, gula lempeng, gula semut, wadah pembungkus
tembakau/rokok, tikar, haik, sandal, topi, atap rumah, dan balok bahan
bangunan, melainkan lebih dari itu dianggap punya nilai lebih karena daun pohon
lontar makin sering dijadikan resonator alat musik yang dikenal dengan sebutan
sasandu atau sasando. Asal mula alat musik langka itu, menurut banyak tokoh
adat di Pulau Rote, telah dikenali sejak Rote menjadi bagian dari daerah
kerajaan. Dalam legenda memang muncul banyak versi mengenai sejarah munculnya
sasando. Konon, awalnya adalah ketika
seorang pemuda bernama Sangguana terdampar di Pulau Ndana saat pergi melaut. Ia
dibawa oleh penduduk menghadap raja di istana. Selama tinggal di istana inilah
bakat seni yang dimiliki Sangguana segera diketahui banyak orang hingga sang
putri pun terpikat. Ia meminta Sangguana menciptakan alat musik yang belum
pernah ada. Suatu malam, Sangguana bermimpi sedang memainkan suatu alat musik yang indah bentuk maupun suaranya.
Diilhami mimpi tersebut, Sangguana menciptakan alat Musik yang ia beri nama
sandu artinya bergetar. Ketika sedang memainkannya, Sang Putri bertanya lagu
apa yang dimainkan, dan Sangguana menjawab, "Sari Sandu". Alat Musik
itu pun ia berikan kepada Sang Putri yang kemudian menamakannya Depo Hitu yang
artinya sekali dipetik tujuh dawai bergetar.
B.
Ciri
Khas Sasando
Alat musik sasando tergolong cordophone yang dimainkan dengan cara
petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus. Resonator sasando terbuat dari
daun lontar yang bentuknya mirip wadah penampung air
berlekuk-lekuk. Susunan notasinya bukan beraturan seperti alat musik pada
umumnya melainkan memiliki notasi yang tidak beraturan dan tidak terlihat
karena terbungkus resonator.
Cara
memainkan sasando adalah dengan dipetik seperti memainkan gitar. Tetapi sasando
tidak memiliki chord (kunci) dan senarnya harus dipetik dengan dua tangan,
sehingga lebih mirip harpa. Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan
dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri harus dipetik
dengan dua tangan. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara
tangan kanan memainkan accord. Ini menjadi keunikan sasando karena seseorang
dapat menjadi melodi, bass, dan accord sekaligus. Bagian utama sasando
berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Melingkar dari atas ke
bawah tabung adalah ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai)
direntangkan dan bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda
kepada setiap petikan senar. Tabung sasando ini diletakkan dalam sebuah wadah
setengah melingkar terbuat dari anyaman daun pohon gebang (semacam lontar) ,
bentuknya seperti kipas yang menjadi tempat resonansi sasando. Hingga kini,
semua bahan yang dipakai untuk membuat sasando terbuat dari bahan alami,
kecuali senar dari kawat halus.
Jenis-jenis
sasando dibedakan dari jumlah senarnya, yaitu sasando engkel (dengan 28 dawai),
sasando dobel (dengan 56 dawai, atau 84 dawai), sasando gong atau sasando haik,
dan sasando biola. Karena itu, bunyi sasando sangat bervariasi. Hampir semua
jenis musik bisa dimainkan dengan sasando, seperti musik tradisional, pop, slow
rock, bahkan dangdut. Terdapat dua jenis ensembel sasando, yaitu yang terdapat
di Pulau Rote, di mana sasando dimainkan untuk mengiringi nyanyian dan tabuhan
gendang. Sedangkan di Pulau Sabu, dua buah sasando dimainkan bersamaan dengan
iringan vokal, tetapi tanpa gendang.
C.
Fungsi
Sasando
Keindahan
bunyi sasando mampu menangkap dan mengekspresikan beraneka macam nuansa dan
emosi. Karena itu, dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur, fungsi sasando adalah
alat musik yang digunakan untuk pengiring tari, penghibur keluarga saat berduka,
menambah keceriaan saat bersukacita, serta sebagai hiburan pribadi
D.
Gambar
Sasando
Tidak ada komentar:
Posting Komentar